Kamis, 31 Januari 2013


CONTOH SINOPSIS NOVEL REMAJA :


SINOPSIS NOVEL REMAJA

Pembut sinopsis         : Ilham Caresa Wardana / 40 / 8G
Judul buku                : Sayembara Mencari  cinta
Pengarang                 : Deasylawati Prasetyaningtyas
Penerbit / taun terbit : Indiva Publishing  / oktober 2009
Cetakan ke                : dua
Tebal buku                : 130 halaman
Jumlah halaman        : 128 halaman
Jumlah bab                : 12 bab
asal buku                   : Membeli
SINOPSIS                 :
Let's Begin
Julian , seorang pemuda berambut jabrik denggan kulit coklat ketuaan , sampai nyais hitam , julian orangnya selalu riang , kalau bicara suka lantang , kadang rada narsis ,  nggak suka makan buncis ,  trus kalau ada orang sukanya meringis ( karena gigi  adalah satu satunya organ tubuh  miliknya yang berwarna terang selain mata ) dan nama lengkapnya julianto meskipun dia tidak  suka kalau dipanggil dengan to .
kalau rama adalah pemuda  yang  berambut depannya dibiarkan menutupi sebelah matanya , kulitnya benar benar bersih sampai dikira pernah direndam dalam pemutih . Rama yang punya nama lengkap Prabu Rama Mandala Putra memang orangnya santai , kadang penuh pemikiran tapi kebanyakan ngawurnya .
Keduanya bersahabat sejak masih SD kemena mana selalu berdua , main berdua , kesekolah berdua , kekelas berdua , duduk dikelas berdua , pokoknya selalu berdua . Keduanya bahkan memiliki perawakan yang sangat mirip jika dilihat dari jarak satu kilometer dalam keadaan gelap . Tapi benar , keduanya memang sama dalam beberapa hal .
Bagaimana Rasanya Cinta ?
Rama tiba dirumahnya , diapun langsung merebahkan tubuhnya ke kasur empuknya , kamar itu sepi , rumah itu memang slal sepi selalu sunyi . Hanya ada dia dan para pembantu . Ada orang tuanya tapi ia jarang melihat keduanya. Ia hanya sesekali mendengar suara mereka . Mbok Yem sang pembantu sekaligus pengasuh Rama sejak kecil telah menyuruh Rama untuk makan tapi Rama hanya menjab dingin . Ia hanya ingin simbok tidak terus menyuruhnya makan . Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke rumah Julian ia pun menelpon Julian tapi nada telepon Julian terus saja sibuk . Ini pasti  kerjaan adik adikn Julian ! Batinnya sebal terutama Annet yang suka mainan  telepon . Rama suka pergi kerumah Julian karena Julian punya 5 adik yang semuanya perempuan yang tak seperti dirinya yang tidak punya adik satupun . Adik Julian adalah Julia , Julianne , Julianna , Juliannet dan Jeannet .
Rama pun  mengajak Julian untuk pergi tapi Julian mengajak Jeannet karena orang tuanya sedang tidak ada . Rama dan Julian hanya duduk saja dipinggir salah satu stand mall kelapa gading sesaat Julian terpaku pada sepasang  muda mudi yang bergandeng tangan , Rama dan Julian memang sejak kecil sering berdua ibarat romeo dan juliet karena nama meraka memang nyaris mirip . Julianpun berpikiran untuk mengajak Rama untuk mencari picar . Rama  pun menyetujui asalkan mereka mendapatkan cinta sejati mereka . Dan akhirnya dimulailah  sayembara mencari cinta itu .
Julian In Action
kamis pagi Julian dengan berbagai perubahan dan siasatnya untuk mencari pacar , sampai – sampai dia belain datang pagi – pagi untuk mencari James si playboy SMU Sakti untuk minta trik biar gampang ngegaet cewek , ada langkah – langkahnya untuk ngegaet Galih , cewek cantik primadona SMU Sakti mulai dari make over sampai promosi dengan selebaran
Rama In Action
berbeda dengan Julian , Rama seolah tidak melakukan apa – apa , dia bersikap biasa aja tapi dibalik biasanya itu ternyata Rama telah membuat surat cinta sejak dimulainya sayembara itu pada seorang  gadis bahkan sejak masih kelas satu tanpa sepengetahuan Julian . Malam harinya Rama menghentikan motornya di depan segerombolan preman yang menghadang sebuah katana putih sejenak preman itu tertunduk setelah mengetahui Rama adalah sang prabu penguasa jaringan narkba sejakarta dan ternyata gadis itu adalah galih .
My Girl Is Yours ?
Galihdatang ke kelas 1A5 untuk mengucapkan terima kasih pada Rama sekaligus mengucapkan bahwa dia suka pada Rama tetapi Rama tidak bisa karena semenjak kejadian malam itu saat Galih menolong Rama setelah Rama dihajar oleh para preman itu dan Julian melihatnya , julian salah paham pada Rama dia berpikir bahwa Rama telah menghianatinya dan memutuskan untuk mundur dari sayembara .
I'm Looking For True love
Rama merasa kesal dengan apa yang diucapkan Julian , Rama tidak menyangka bahwa Julian akan berkata seperti itu Rama ingin menjelaskan kepada Julian agar Julian tidak salah paham tetapi Rama justru tidak mendapatkan yang dia inginkan , Julian mendengis keras pada Rama tetapi dibalik itu Rama menemukan cinta sejati didalam keluarga Julian yang belum tentu dia dapatkan .
lagi sama – sama bingung
sesaat julian mendesah , dia merasa dirinya keterlaluan pada Rama dan juga karena ucapan Rasty cewek yang mungkin dibilang Julian adalah pacarnya . Sebenarnya Rama bukanlah sang prabu penguasa jaringan narkoba telah dia kalahkan maka sebagai bayarannya julukannya menjadi sang prabu yang juga nama Rama sendiri . Dan sebenarnya pria yg telah menolonnya kemarin saat menolong Galih adalah dimas kakak Galih .
Oh , So This Is Love
saat dia di kost Dimas Rama telah  mengetahui apa itu dicinta berkat Dinas dan Ratna . Dimas telah membuat Rama merasakan dicintai dan mengerti bahwa selama ini banyak yang mencintai Rama . Dan Ratna pun telah membuat Ratna pun telah membuat Rama sadar bahwa cinta sejatinya adalah Allah .
More Than Just a Friend
dan sekarang Julian telah berfikir panjang mengerti dan sadar akan perbuatannya , dia telah salah sangka dan menuduh Rama yang bukan – bukan dan dia pun juga telah mengerti apa itu cinta sejati .
What ???
Julian pun juga baru mengerti bahwa sebenarnya Galih yang menyukai Rama dan bukan Rama yang menyukai Galih dan Julian juga memutuskan  untuk tanya langsung ke Galih . Galih juga menjelaskan semuanya kini Julian sadar bahwa dirinya telah salah .
let's go buddy
Julian sampai di depan rumah Rama , satpam Rama mencoba memberitahu bahwa Rama tidak ada di rumah melainkan di rumah sakit , tetapi sebelum satpam umah Rama selesai bicara , Julian sudah pergi duluan dan dia mengira bahwa Rama telah meninggal sehingga saat Julian sampai rumah sakit dia menjadi salting ( salah tingkah ) karena dia mengira Rama sudah meninggal , tapi sebenarnya tidak , da setelah mengetahui Rama tidak meninggal mereka berdua berfikir tentang cinta sejati mereka yang teryata sudah mereka dapatkan . Dan mereka juga mau memulai membalas semua pemberian Allah yang gratis dengan mencintai pemberiannya .
Peace Chapter
sebulan kemudian . Anak – anak SMU Sakti baru saja masuk setelah dua minggu . Semuanya kembali ke sedia kala , masuk ke halaman sekolah yang sama , kelas yang sama , dengan teman – teman yang sama pula . Demikianlah akhir cerita dari dua remaja penduduk sebelas 1A5 SMU Sakti yang sama sedang mencari cinta
Dan ... yang jelas ...
cinta tak harus sebuah unkapan cinta , bahwa cinta tak harus mendapat balasan yang sama , cinta adalah  ketika kita bisa turut bahagia melihat orang yang kita cintai  bahagia , cinta adalah ketika kita merasa jauh lebih bahagia ketika bisa bersama dengannya


CONTOH NOVEL DAN UNSUR INTRINSIKNYA : 

TAKDIRKU
        Gerimis tak berhenti juga, ditambah dengan Tari yang sejak pulang dari sekolah tadi tak keluar-keluar dari kamarnya. Padahal jam dinding hadiah dari temannya sudah menunjukkan pukul 17.15. Itu berarti adzan magrib semakin dekat.
       Tari kembali melirik buku bututnya. Aduh! Susahnya, ia membanting napas kesal isi buku yang dibacanya dari tadi belum masuk juga ke otaknya. Karena capek, ia selonjoran di kasur bunga mawarnya itu. Tapi ia malah teringat oleh mantannya. Ditariknya foto tu dari dompetnya. Huh, seandainya! Aduh, dia melulu. Malas ah!
       Ia sekejap langsung menyembunyikan benda kenangannya dengan Audra itu di dompetnya. Bodohnya aku! Cewek berambut panjang hitam itu mengeluh, namun penyesalan yang menginjak-nginjak batinnya nggak pergi-pergi juga. Iih, Tari menggumam.” Kenapa aku dulu menyia-nyiakannya,ya? Gak dewasa, kurang bersyukur? Atau, dia yang terlalu seperti anak kecil?”.
       Kenangan itu masih tertempel di otak Tari, saat sosok yang dikenangnya itu memberikan surat kepadanya. Surat yang isinya mengajak Tari putus dengannya. Memang sosok Audra yang seperti anak kecil, pemalu, pintar, berkulit cokelat, wajahnya yang bersih, dan bertubuh tinggi itu bukan termasuk tipe Tari. Tapi ia sulit untuk memutuskan putus atau tidak pada saat itu. Selama ini semenjak putus dengan Audra, ia sering berkhayal, berkhayal seandainya ia bisa lebih berpikir dewasa lagi. Namun yang sudah terjadi tidak bisa kembali lagi.
       Daripada ia teringat dengan kekerasan bapaknya, ia mending terlintas kenangannya dengan Audra. Plak!! Batin Tari tergoncang, tamparan bapaknya ke bundanya itu sampai menggerakkan gendang telinganya ” Bapak, Bapak! Cukup!” Tari berlari menangis. Tak heran kalau Tari terkadang berdiam diri di kelasnya. Wajah gelisahnya membuat dirinya penuh dengan misteri. Tapi sesungguhnya ia termasuk perempuan sabar dan kuat karena ia dapat bertahan dengan kondisi keluarga seperti itu.
       Tet tet tet! Bunyi bel sekolah Tari berdenting, yang menandakan jam istirahat telah usai. Namun Tari masih tetap duduk terenung di bangkunya sampai Yanti sobatnya itu membangunkannya dari lamunannya.
“Tar!”
“Ei, kowe kok ngelamun aja toh?”
“Iya nih, lagi pusing aku.”
“Ooo, makanya kowe kok nggak sholat dhuha, biasanya kowekan rajin gitu.”
“Hei, itu itu Audra!” Yanti menyoel-nyoel Tari. Apaan sih! Kalau kamu suka dia jangan kayak gini dong! Alah yang suka aku apa kowe, Ihiir!! Yanti menyindir sobatnya itu.
       Tapi dengan kelucuan sahabatnya itu, akhirnya Tari dapat tersenyum yang sejak kemarin ia terus menangis dan bersedih karena bapaknya itu menampar bundanya yang tak sengaja mengingatkan bapaknya untuk tidak merokok dan pulang malam. ” Yan, aku tuh udah putus dengannya! “ Tari menyela sobatnya denan menahan ketawa sebab melihat wajah Yanti yang berekspresi kayak “Aming” komedian itu.
       Tentu saja Tari nggak akan mengatakan ke Yanti kalau ia sedang sedih dan menangisi takdirnya. Batas bercerita tetap ada. Dan Tari tak ingin sobatnya itu bersedih lantaran kehidupannya yang menyedihkan.
Dan siang itu meskipun Tari mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia, tapi pikirannya masih melayang kemana-mana. Seandainya Audra masih menjadi kekasihku! pasti masalahku akan reda dengan adanya dirinya. Huh malangnya nasibku. Eiiiiihh!! Teriakannya membuat sekelas gaduh dan kaget. Ini berawal dari Bejo yang menepuk bahu Tari.
       “Tar, hihihihi, ngelamun aja, kesambet lo entar!” Bejo pura-pura tak ngerti kesalahannya. Padahal gara-gara dia Tari dipanggil ke depan oleh Bu Tartik, guru paling killer di sekolah.
“Tari! Maju ke depan.”
“Oh, My God!”
“Bilang apa kamu tadi ?”
“Ndak Bu, ndak!”
       Semua teman Tari tertawa sambil menahan ketawa karena tak ingin Bu Tartik mendengar ketawa mereka, namun tidak dengan Yanti dan Audra. Mereka terlihat sedang berpikir sesuatu.
“Ono opo ya ma Tari ?”
“Iya ya, ada apa dengan Tari, apa gara-gara aku ?”
       Teman sebangku Yanti dan yang tak lain adalah Audra mencetuskan kata-kata seperti itu. Dan membuat Yanti terkejut dan berpikir apa sebenarnya mereka berdua masih saling suka.
Tapi…………
Di lain posisi, Bu Tartik memarahi Tari abis-abisan.
“Tariiiii, kamu itu! Kalau kamu tidak ingin mengikuti pelajaran saya. Kamu jangan menganggu pelajaran Ibu!” muka Tari yang memerah membuat dirinya tampak habis makan 100 cabe merah keriting yang biasa dilihatnya di dapur ketika ia memasak dengan bundanya.
Tet tet tet tet tet tet…………
Untung penderitaan Tari berhenti juga, bel sekolah yang memengakkan telinga itu menyelamatkan hidupnya hari ini. Tak hanya Tari, teman-temannya juga terselamatkan. Karena mereka ingin sekali tak mengikuti pelajaran ini. Tapi begitu melihat Bu Tartik, akhirnya mereka mengikutinya.
“Duduk kamu! Ketua kelas pimpin doa!”
“Iya Bu.” Tari dan ketua kelasnya menyahut bersama. Setelah Bu Tartik keluar dari kelas, Yanti dengan tas merah stroberinya itu langsung menyambar Tari.                       “Tar kowe kenapa?”
“Iya, kamu kenapa ?”
       Oh My God, Audra! Tari yang semula cemberut langsung bersinar-sinar ketika Audra menghampiri dan perhatian kepadanya.
“Aku nggak apa-apa kok Dra! Aku cuma cuma……..”
“Cuma ngelamunin kamu Dra.” Bejo menyela perkataan Tari namun Yanti membela sobatnya.
“Bejo! kowe ojo ngono.”
“Nggak nggak, aku lagi pusing aja, kamu nggak pulang Dra ?” Tari mengalihkan suasana dan itu berhasil.
“Ya uda, aku pulang dulu ya.” Audra melirik Tari dengan senyumnya yang bisa membuat Tari mabuk kepayang. Bejo pun mengikutinya dari belakang.
“Tar, kowe bener-bener pusing ta ?”
“Ehmm, nggak sih, aku tadi lagi mikirin Audra tapi gara-gara Bejo tukang usil itu, aku jadi dicereweti Bu Tartik deh.”
“Ooo, emang kowe tuh!”
“Eeemang!!!” Tari menggoda sobatnya itu dan merangkulnya agar Yanti segera pulang dengannya. Lalu mereka harus masih menunggu kendaraan warna biru berlabelkan “AMG”(Arjosari-Gadang) itu.
Jam 7 malam …………
Bapak sedang menonton TV dan bapak memanggil Tari. Tak biasanya bapak mau bicara dengan Tari. Tari, sini!Bapak mau ngomong. Besok akan ada keluarga teman Bapak yang mau melamarmu, jadi besok kamu harus langsung pulang setelah jam sekolah selesai.
“Tapi Pak, saya masih sekolah, masak mau dilamar.”
“Kamu bisa tunangan dulu dan setelah lulus dari kuliah, kamu baru menikah dengannya!”
       Bapak tidak mau mendengar alasan apapun dari Tari. Jika Bapak sudah bicara A, maka Tari harus mengikutinya. Tari tak tahu harus bagaimana, tak tahu harus berbuat apa. Tari bingung! Tari harus bagaimana ya Allah ? Bunda mengetuk pintu kamar Tari dan setelah bunda masuk, mereka terlibat dalam pembicaraan.
       “Sabar ya anakku, Bunda selalu disini menemanimu.” Mereka menangis berdua. Keesokan harinya Tari tak masuk sekolah karena untuk masuk, ia terlalu capek. Capek menangis semalaman. Ini merupakan takdir atau hanya kebetulan saja, Audra juga tak masuk.

       Entah apa alasannya. Di sebuah rumah di jalan raya itu, ada perbincangan antar keluarga.
“Papa, Audra tak mau dijodohkan!”
“Nak, dia baik buat kamu! Terserah alasan kamu apa, yang penting sekarang kamu siap-siap untuk sore nanti!”
“Pa!!!”
       Jam di kamar Tari sudah menunjukkan pukul 15.00 dan sebentar lagi ia akan dilamar. Bun! Aku nggak mau pake kebaya ini, ia melempar kebaya berwarna putih jika dipakenya akan pas di badannya yang ramping itu. Bunda, aku mau dengan perjodohan ini hanya karena agar Bunda tak disakiti Bapak! Tari memperjelas alasannya kepada Bundanya. Mendadak sebuah sedan hijau masuk pelan ke halaman rumah Tari dan berhenti tepat di depan teras. Bapak menyambut keluarga itu. Namun ada yang aneh, anak laki-laki dari keluarga itu terlihat murung dan malas sama seperti Tari. Selamat datang! Silahkan masuk. Bapak mempersilahkan mereka masuk.
       Dibantu dengan bunda, ia segera memakai sepatu highheels warna putih mengkilat itu dengan buru-buru. Meskipun terpaksa, Tari akhirnya keluar dan menemui keluarga pelamarnya.
Ketika Tari bertatap muka dengan anak laki-laki berjas hitam dengan kerah terbuka yang terlihat tampan saat itu, ia serasa mau pingsan di tempat. Apa kamu?kamu?? Tari terheran dengannya.
“Ya benar, aku Audra!” Dia memang Audra, mantanku. Oh, takdir macam apakah ini? Secara reflek, Tari langsung memeluk Audra dan ……………
“Tar,Aku sayang kamu!”
“Aku juga Dra, aku sayang kamu!”

THE END



Unsur Intrinsik
1. Tema : Percintaan dan takdir
2. Amanat : a. Dalam menghadapi hal apapun harus                        bersikap dewasa dan berpikir panjang.
                  b. Sabarlah dalam menjalani kehidupan ini.
                  c. Percaya dengan takdir Allah SWT
                  d. Jangan menggunakan kekerasan dalam                            bertindak
                  e. Patuhilah dan hormati orang tua kita
                  f. Jangan menyesali sesuatu yang sudah terjadi
                  g. Jangan melamun dan tak fokus sewaktu                   pelajaran
3. Alur : Campuran
4. setting : a. Kamar tari pukul 17.15
                b. Kelas sehabis jam istirahat sekolah
                c. jam 7 malam di ruang menonton TV
                d. Kamar setelah sholat isyak
                e. Rumah di jalan Araya
                f. Jam 15.00 di rumah Tari
5. Penokohan/perwatakan : Tari     : sabar, tabah, tertutup,                                                   kuat,taat beribadah,                                               pelamun.
                                       Audra : tidak dewasa,                                                        perhatian,pemalu
                                       Yanti  :  medok, baik,                                                              perhatian,suka,melucu,                                                  setia kawan
                                       Bapak : keras kepala, pemaksa,                                                 egois,suka memukul,                                              mudah emosi
                                       Bunda : sabar, penyayang,                                                 perhatian,lemah                                                     lembut, rela berkorban
                                       Bejo    : Usil, medok, nakal
                                       Bu Tartik : Pemarah, tegas,                                                    killer
                                       Papa       : Egois
6. Sudut pandang : Orang ketiga serba tahu



TUGAS SENI RUPA





Ilham Caresa Wardana / 16 / 9. 7
Keraton Mangkunegaran berlokasi di Jalan Ronggowarsito, Surakarta ( Solo ). Penguasa Mangkunegaran disebut Mangkunegara. Secara resmi, bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara Senopati Ing Ayudha Sudibyaningprang yang ke I, II, III, dst. Orisinil. Seolah ditakdirkan mengembalikan segala yang hilang dari Jawa.
Sejak umur 16, Pangeran Sambernyawa ( Mangkunegara I ) berjuang melawan Belanda.
Mangkunegaran dari dinasti Mataram. Pangeran Sambernyawa ( Raden Mas Said ) memulainya. Sejak umur 16 tahun, beliau telah berjuang. Dengan keahlian militernya, Mangkunegara I menghadapi pasukan gabungan Belanda, Pakubuwana III dan pangeran Mangkubumi sekaligus. Gagah berani.
Penguasa Surakarta dan Yogyakarta membangun kekuasaan dengan simbol. Mangkunegara I dengan aksi. Rasionalisasi kekuasaan ini dilanjutkan pewarisnya. Mangkunegaran II. Kerajaan kuat, kawula makmur. Karya sastra terbit dan dirujuk masyarakat Jawa hingga kini. Mangkunegaran menjadi penyeimbang tangguh dan pandai memainkan kartu truf. Tak suka didikte. Tak segan bertindak tegas menghadapi kekuasaan lain yang merongrong wibawa dan eksistensinya.
Setiap generasi raja Mangkunegaran dipersiapkan menjadi pemimpin yang cakap dan cerdik. Putra mahkota, bergelar Pangeran Prangwadana, secara berjenjang diberi beban tanggung jawab sejak remaja. Penguasa Mangkunegaran : Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Mangkunegara I ( 1757-1795 ), Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara II ( 1796-1835 ), Mangkunegara III ( 1835-1853 ), Mangkunegara IV ( 1853-1881 ), Mangkunegara V ( 1881-1896 ), Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VI (1896-1916), Mangkunegara VII ( 1916-1944 ), Mangkunegara VIII (1944-1987 ), Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IX (1987-sekarang ).
Gaya klasik Eropa pun terasa Jawa di keraton. Kreatif, inovatif, bermartabat.
Keraton Mangkunegaran hari ini. Otoritas wilayahnya tak seluas dulu. Namun, keluarga Mangkunegara tak perlu berkecil hati. Jika NKRI adalah milik kita bersama, maka seluas Indonesia pula kalian bisa berkiprah dan memetik kebanggaan. Suatu hari nanti.
Mangkunegaran terdiri 2 bangunan utama, Pendopo ( balairung istana, tempat menerima tamu ) dan Dalem ( balairung utama ) yang dikelilingi kediaman keluarga raja. Terbuat dari kayu jati utuh. Keraton indah dan terawat ini dibangun Raden Mas ( 17 Maret 1757 ) setelah pertarungan sengit keluarganya dengan VOC ( East India Company ).
Bangunan yang menghadap ke selatan ini mencermati pertemuan budaya Jawa dan Eropa lalu mengakulturasikannya menjadi milik Jawa. Pendopo beratap joglo baru dibangun masa Mangkunegara IV ( 1866 ). Bangunan Jawa aslinya tak kenal teras. Elemen dari villa Eropa ini lalu diadopsi dengan indah. Gaya klasik dan neo klasik Eropa berpadu dengan semangat neo klasik Jawa. Kolom bulat dari besi cor dan konsolnya menampakkan perpaduan tersebut.
Denah keraton berpola linear dan tertutup. Struktur dinding pemikul menyatukan atap dan dinding. Bukaan jendela dan pintu lebar. Skala ruang tinggi dan luas. Iklim tropis menjadi terasa nyaman. Ornamen dan pahatan secara simbolis menampilkan citra dan fungsi. Empire style menghadirkan kewibawaan raja. Mangkunegaran memang terbuka untuk inovasi dan ide baru.
Bagian timur, Bale Peni, kediaman para pangeran. Bagian barat, Bale Warni, kediaman para putri. Naskah langka agama dan filsafat dalam tulisan Jawa tersimpan di perpustakaan Reksopustoko. Mangkunegara IV membuat perpustakaan di lantai dua ini tahun 1867. Sejarawan dan pelajar mempelajari manuskrip bersampul kulit di sela semilir angin dari jendela kayu yang terbuka lebar. Juga, buku dalam berbagai bahasa, koleksi foto bersejarah dan data perkebunan milik Mangkunegaran.
Pendopo berjoglo terbesar di Indonesia. 10.000 orang tahun 1757 ?
Kereta kencana membawa pangeran tampan dalam sebuah kirab budaya. Seperti melihat film laga kolosal “Saur Sepuh”. Atau Saur Sepuh yang meniru para penghuni keraton ? Saya masih terkagum-kagum dengan budaya kita sendiri. Dari ujung kepala sampai ujung kaki, semuanya bercita rasa tinggi. Dibalut karya seni adiluhung. Seganteng dan sekreatif itukah leluhur kita ?
Perundingan Giyanti ( 1755 ) membagi pemerintahan Jawa menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Raden Mas lalu membangun kediamannya di tepi Sungai Pepe. Keraton berukuran lebih kecil ini terdiri pamedan, pendopo agung, paringgitan, dalem ageng dan keputren. Tembok kokoh mengelilinginya. Memasuki pintu gerbang utama, tampaklah Pamedan, lapangan luas tempat berlatih pasukan Mangkunegaran. Di timur, terlihat Gedung Kavaleri, bekas kantor pasukan berkuda Mangkunegaran. Revitalisasi keraton sekarang didanai pemerintah melalui pemda. Bangunan dipulihkan, sebagian dengan fungsi berbeda. Contohnya, markas legiun Mangkunegaran ini.
Melewati pintu gerbang kedua, terlihat Pendopo Agung seluas 3.500 m2. Pendopo joglo terbesar di Indonesia, menampung 5.000 – 10.000 orang. Tiang kayu persegi yang menyangga atap joglo berasal dari hutan Danalaya di perbukitan Wonogiri. Elemen konstruksi dihubungkan tanpa paku. Di sini, satu set gamelan dimainkan secara rutin, tiga set lainnya untuk upacara khusus. Warna kuning dan hijau ( padi muda ), warna khas keluarga Mangkunegaran. Lampu antik tergantung di langit-langit. Lukisan Kumudawati berwarna terang menampakkan pengaruh Hindu Jawa : 12 belas bintang astrologi dan 8 kotak berwarna. Kuning berarti siaga, biru berarti mencegah bencana, hitam berarti melawan kemarahan, hijau berarti melawan stres, putih berarti melawan hawa nafsu, oranye berarti melawan rasa takut, merah berarti melawan kejahatan, ungu berarti melawan pikiran jahat.
Di belakang Pendopo, terlihat beranda terbuka bernama Pringgitan. Tangga di sana mengarah ke Dalem Ageng seluas 1.000 m2. Dahulu, ruang tidur pengantin kerajaan. Kini, museum keraton Mangkunegaran. Ada Petanen ( tempat bersemayam Dewi Sri ) berlapis sutera tenun di dalamnya. Juga, perhiasan, senjata, pakaian, medali, perlengkapan wayang, uang logam, gambar raja-raja Mangkunegaran dan benda seni lainnya.
Di belakang Dalem Agung, kediaman keluarga Mangkunegaran terlihat seperti rumah pedesaan yang tenang. Pohon, bunga, semak hias menjadi cagar alam bagi burung yang berkicau dan kupu aneka warna. Air mancur menawarkan kesegaran di bawah matahari. Patung klasik gaya Eropa turut menghiasi.
Beranda dalam bersudut delapan menghadap taman ini, bersama tempat lilin dan perabot Eropa. Kaca berbingkai emas berjajar rapi di dinding. Tampak ruang makan mengintip, dengan jendela kaca berwarna ( pemandangan Jawa ), ruang ganti – rias, dan kamar mandi.










Masjid Mangkunegaran, arsitek Perancis ikut mendesain saat pemugarannya.
Denah Masjid Mangkunegaran atau Masjid Al-Wustho
Menyeberang jalan raya, Mesjid Mangkunegaran berdiri anggun, seluas 4.200 m2 dan dipagari tembok berbentuk lengkung. Mesjid Lambang Panotogomo ini diprakarsai Mangkunegara I di Kadipaten. Sebelumnya, terletak di wilayah Kauman, Pasar Legi. Pada masa Mangkunegara II, dipindah ke Banjarsari, lebih dekat ke Mangkunegaran. Abdi dalem yang mengelolanya, sehingga mesjid ini berstatus Masjid Kagungan Dalem Puro Mangkunegaran. Mangkunegara VII meminta arsitek Perancis ikut mendesain ( dalam pemugaran ) kompleks mesjid Mangkunegaran.
Masjid Mangkunegaran terdiri : Serambi ( ruang  depan masjid dengan 18 saka, melambangkan umur Raden Mas saat keluar dari Keraton Kasunanan Surakarta, untuk dinobatkan sebagai Adipati Mangkunegaran. Bedug di serambi  bernama Kanjeng Kyai Danaswara ), Ruang Sholat Utama ( ruang dalam dengan 4 saka guru dan 12 penyangga berhiaskan kaligrafi Qur’an. Kaligrafi juga ditemui di pintu gerbang, kuncungan, saka dan maligin ),Pawestren ( tempat sholat khusus wanita ), Maligin (tempat khitanan putra kerabat Mangkunegaran. Mangkunegaran VII kemudian memperkenankan Muhammadiyah menggunakannya untuk khitanan umum ), Menara ( dibangun tahun 1926, masa Mangkunegaran VII. Di minaret, 4  muadzin mengumandangkan azan ke empat arah berbeda ). KH Imam Rosidi ( penghulu Mangkunegaran ) menamai Masjid Mangkunegaran ini Masjid Al-Wustho ( tahun 1949 ).
Bertahan dengan aset budaya. Pengorbanan keluarga kerajaan se-nusantara untuk NKRI.
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, kediaman keluarga Pakubuwana, lengkap dengan Alun-alun khas Jawa. Pusat pemerintahan Jawa ini kemudian terbagi menjadi Kasunanan, Mangkunegaran dan Yogyakarta. Gara-gara kompeni sih..
Menurut Sudarmono ( sejarawan UNS ), Raden Mas Said sudah mengukuhkan diri sebagai raja dengan Deklarasi Adeging Pura Mangkunegaran ( 24 Februari 1757 ). Sesudah NKRI terbentuk, disusul penghapusan swapraja ( sekitar 1950-an ) dan pemberlakuan UU Pokok Agraria ( 1960 ), otoritas kerajaan di nusantara menciut. Dalam Babad Giyanti dan Babad Lalampahan, Pangeran Sambernyawa dikukuhkan sebagai adipati yang menguasai wilayah Kadaung, Matesih, Honggobayan, Sembuyan, Gunung Kidul, Pajang sebelah utara dan Kedu. Dalam peta sekarang, wilayah tersebut menembus wilayah Karesidenan Surakarta, Kedu, bahkan Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ). Kenyataan, otoritas Mangkunegaran sekarang tinggal selebar keraton ini.
Mas Ngabehi Supriyanto Waluyo berpakaian layaknya masyarakat umum, meski di lingkungan istana. Sebagai abdi dalem, ia berpakaian adat jika ada acara resmi kerajaan. Abdi dalem pun tinggal 300 orang. Yang setiap hari di lingkungan istana hanya 150 orang. Kini, Mangkunegaran hanya memiliki 3 kantor departemen : Mandrapura ( bagian umum ), Kawedanan Kasatriyan ( mengurus peninggalan sejarah ) dan Reksa Budaya ( perpustakaan dan aktivitas budaya ). Untuk menjaga eksistensinya, Mangkunegaran memanfaatkan subsidi pemerintah. Selebihnya, bertahan dengan aset budaya.